AKTIVITAS KAMI

PENELITIAN

Launching Pedoman Pertolongan Pertama Psikologis pada Upaya Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan salah satu dari 15 besar penyebab kematian di dunia. Setidaknya lebih dari 800,000 orang meninggal akibat bunuh diri dan untuk pelaku dengan rentang usia 15-29 tahun, bunuh diri merupakan penyebab kematian utama.  Sebenarnya bunuh diri dapat dicegah, ...

Penelitian CPMH Tahun 2020

JudulPenelitiAbstrak
Penelitian Mandat: Mental Health in COVID-19 Pandemic, Peran Perguruan Tinggi dan Sekolah dalam Promosi, Prevensi, dan Intervensi: Sebuah Model PengembanganOngoing
Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Bina Keluarga Sejahtera Melalui Desa Prima Diana Setiyawati., MHSc., Ph.D., Psikolog.
Nurul Kusuma H., M.Psi., Psikolog.
Fatimatuzzahro, S.Psi.
Alfan Fahri Rifqi As Sidqi, S.Psi.
Anggit Nur Sasmito, S.Psi.
Aqyas Dini Nisa, S.Psi.
Marsha Prifirani
Akmal Naseery
Isu keluarga telah menjadi perhatian sosial, ekonomi, dan politik di berbagai negara. Beragam faktor telah ditemukan memiliki hubungan dengan keluarga. Faktor seperti status ekonomi, status pendidikan, budaya, lingkungan, secara konsisten berpengaruh pada ketangguhan keluarga. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Peraturan Daerah (PERDA) tentang Pembangunan Ketahanan Keluarga telah disahkan pada tahun 2018. Pengembangan program Bina Keluarga Sejahtera (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia) melalui desa prima yang sedang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta pada dasarnya merupakan salah satu program yang berorientasi pada pembangunan keluarga. Pelaksanaan program ini membutuhkan monitoring dan evaluasi program. Oleh karena itu, tujuan dari program ini adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan model Pengembangan Bina Keluarga Sejahtera melalui penguatan Desa Prima. Penelitian studi komparatif dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebanyak 115 partisipan dari 3 kabupaten dilibatkan dalam penelitian ini. Uji Mann-Whitney U menunjukkan tidak adanya perbedaan relasi keluarga antara partisipan yang terlibat dengan program, dan partisipan yang tidak terlibat (p=0,288). Selain itu, Uji Korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara tingkat keterlibatan partisipan dengan relasi keluarga (p=0,283), status ekonomi (p=0,9), dan status pendidikan (p=0,347). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya perbaikan dalam perencanaan dan implementasi program untuk memastikan efektivitas program dalam mengatasi masalah. Rekomendasi terhadap langkah yang perlu dilakukan juga diberikan.
Kajian tentang Tindak Lanjut Jangka Panjang Perda Pembangunan Ketahanan Keluarga DIY Nomor 7 Tahun 2018Ongoing
Online Sharing Session: Tele-Psikoedukasi sebagai Model Dukungan Psikologis terhadap Masyarakat di Tengah PandemiProf. Dr. Sofia Retnowati, M.S., Psikolog
Dr. Diana Setiyawati, M.HSc., Psikolog
Coronavirus Disease (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan merupakan wabah yang menyerang populasi hampir di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kasus positif di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal tersebut menyebabkan munculnya peraturan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar yang berdampak pada aktivitas masyarakat di luar ruangan yang berdampak pada berbagai hal termasuk psikologis. Online Sharing Session (OSS) bertujuan untuk memberikan informasi seputar covid-19 dan menjadi sarana pemberian psikoedukasi mengenai upaya menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19. Peneliti menyebarkan kuesioner terhadap peserta OSS untuk mendapatkan evaluasi dari program ini. Jumlah peserta OSS keseluruhan adalah 21.420 peserta, rata-rata peserta untuk setiap sesinya adalah sebanyak 3.060 peserta yang terbagi ke dalam 12 grup. Responden dalam penelitian ini adalah 731 responden. Sebanyak 73.56% responden mengikuti Program OSS karena materi dapat diakses kembali, 70.69% karena dapat diakses di mana saja dan 64.22% karena waktu yang fleksibel. Jawaban dari pertanyaan peserta juga dijawab dengan baik oleh narasumber. 92% responden menilai jika jawaban yang diberikan narasumber berkualitas, 88% responden menilai jika tips dan usulan yang diberikan narasumber membantu, 90% responden menilai jika jawaban narasumber sesuai dengan pertanyaan peserta, dan 87% menilai jika narasumber paham dengan situasi dan masalah yang disampaikan peserta. Tiga dampak terbesar setelah mengikuti Program OSS yang dirasakan responden yang aktif bertanya, yaitu layanan OSS bermanfaat bagi peserta (93%), responden akan kembali mengikuti layanan OSS di masa depan (84%), dan responden berniat untuk mengikuti anjuran dari narasumber (81%). Dua dampak terbesar setelah mengikuti Program OSS yang dirasakan responden yang tidak aktif bertanya, yaitu memiliki minat untuk mencari informasi lainnya terkait kesehatan mental untuk membantu diri sendiri (61.7%), dan memiliki minat untuk mencari sumber pertolongan kesehatan mental lainnya (40.43%). 34.47% responden sangat puas, 58.54% puas, 5.20% netral, 0.59%, dan 1.19% sangat tidak puas mengikuti Program OSS. Saran untuk selanjutnya agar Program OSS dapat terus dilaksanakan dengan mengangkat tema atau isu terkini yang menarik, menambah variasi media untuk penyelenggaran, serta memperbanyak frekuensi dan menambah durasi pelaksanaan Program OSS.

Penelitian CPMH Tahun 2019

JudulPenelitiAbstrak
Training to Improve the Self-efficacy of Primary Health Care Psychologists’ SkillsDr. Diana Setiyawati
Wirdatul Anisa, M.Psi.
Nurul Hidayati, S.Psi.
Alfan Fahri Rifqi As Sidqi, S.Psi.
Fatimatuzzahro, S.Psi.
Akmal Naseery
Psychologists who work in primary health care, have a very important role as the frontline in mental health service. Nevertheless, they don’t necessarily have the knowledge and self-efficacy of required skills to work in a primary health care setting. Knowledge and skills that they get from formal education often don’t meet what it takes to work in multidisciplinary settings. Therefore, it is important to initiate continuing education, to increase the capacity of primary health care psychologists. The quantitative data is analyzed using Wilcoxon Signed-Rank Test. The results show that post-test ranks were statistically significantly higher than pre-test ranks at each indicator.
Model Pencegahan Bunuh Diri di Gunungkidul: Program Rintisan di Desa Kepek, Gunungkidul Diana Setiyawati
Sofia Retnowati
Atik Triratnawati
Wulan Nur Jatmika
Nurul Kusuma Hidayati
Nabila Puspakesuma
Peristiwa bunuh diri merupakan permasalahan global yang juga melanda Indonesia. Penurunan angka bunuh diri merupakan salah satu tolok ukur peningkatan sistem kesehatan jiwa secara global. Selain menyebabkan rasa kehilangan bagi keluarga, bunuh diri juga berdampak pada hilangnya produktivitas dan kebermaknaan hidup seseorang. Adanya tekanan ekonomi, sosial budaya, dan gangguan kesehatan jiwa dapat menjadi faktor risiko dari perilaku bunuh diri. Kabupaten Gunung Kidul di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan angka bunuh diri yang tinggi dengan kompleksitas situasi yang cukup besar; mulai dari terbatasnya akses dan jumlah tenaga kesehatan jiwa untuk mencegah tindak bunuh diri sampai dengan keberadaan mitos pulung gantung yang menghambat sistem pelaporan dan rujukan dari kasus bunuh diri. Pengabdian yang bertempat di Desa Kepek, Kecamatan Saptosari ini berfokus pada peningkatan literasi kesehatan jiwa, membangun keterampilan dalam mengenali tanda-tanda bunuh diri dan pertolongan pertama gangguan kesehatan jiwa, perbaikan sistem pencegahan bunuh diri, serta peningkatan kepedulian warga terhadap kesehatan jiwa. Setelah intervensi dilakukan, terjadi beberapa perubahan antara lain peningkatan literasi kesehatan jiwa serta peningkatan kepedulian terhadap masalah kesehatan jiwa.
Validasi Modul Pelatihan Konselor Sebaya untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Konseling dalam Rangka Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Mental Berbasis Sekolah (Sekolah Sejahtera)Dr. Yuli Fajar Susetyo
Aliyaturrahmah Supriyadi, S.Psi.
Aqyas Dini Nisa
Pedoman Pertolongan Pertama Psikologis pada Upaya Bunuh Diri:
Sebuah Upaya Advokasi
Sofia Retnowati
Diana Setiyawati
Nurul Kusuma Hidayati
Wulan Nur Jatmika
Nabila Puspakesuma
Tindak bunuh diri merupakan risiko paling ekstrim dari sebuah kondisi kesehatan jiwa. Peningkatan angka bunuh diri dari tahun ke tahun yang semakin meningkat menimbulkan kekhawatiran tersendiri sehingga upaya pencegahan menjadi mendesak untuk dilakukan. Pedoman pertolongan pertama pada upaya bunuh diri disusun menggunakan metode delphi dalam tiga putaran. Perluasan penyebaran modul dengan cara memperluas dan mempertinggi level advokasi dalam rangka diseminasi secara lebih luas juga dapat dilakukan untuk menjangkau cakupan yang lebih luas di lapisan masyarakat.
Peningkatan Literasi dan Efikasi Kader dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak di Kota YogyakartaBudi Andayani
Nurul Kusuma Hidayati
Wulan Nur Jatmika
Kekerasan perempuan dan anak merupakan permasalahan global yang terus menjadi perhatian, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghilangkan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Pengabdian masyarakat ini mencoba untuk meningkatkan literasi dan efikasi kader dalam upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, yang dilakukan melalui pelatihan. Tiga puluh tujuh kader mengikuti pelatihan selama dua hari. Sembilan belas data pre-test dan post-test yang dapat dianalisis menunjukkan terdapat peningkatan signifikan pengetahuan kader terhadap materi modul pencegahan kekerasan seksual anak dan perempuan (Z = -2.756, p = <0.006). Sementara untuk efikasi dalam penyampaian materi-materi tersebut, dari 15 materi yang diukur, 13 di antaranya menunjukkan peningkatan setelah pelatihan.
Penyusunan Kebijakan tentang Pornografi Anak pada Kegiatan Pembinaan Partisipasi dan Perlindungan Anak pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota YogyakartaDiana Setiyawati, Ph.D, Psikolog
Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog
Wulan Nur Jatmika, S.Psi.
Fatimatuzzahro, S.Psi.
Alfan Fahri Rifqi As-Sidqi, S.Psi.
Pornografi ditemukan telah menjangkit masyarakat, terutama anak-anak. Beberapa studi menemukan, banyak dari anak di tingkat sekolah dasar telah terpapar pornografi. Sementara itu, intervensi pronografi yang telah dilakukan, lebih banyak berupa sensor laman yang mengandung konten pornografi. Intervensi tersebut, cenderung tidak efektif dalam menekan penyebaran pornografi di masyarakat. Oleh karena itu, saat ini masih diperlukan upaya yang dapat menangkal pornografi. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi yang selanjutnya mengamanatkan pemerintah daerah untuk melakukan pencegahan pembuatan, penyebarluasan dan penggunaan pornografi. Penelitian ini dilakukan untuk merancang Rencana Aksi Daerah (RAD) Anti-pornografi Kota Yogyakarta. Penelitian merupakan penelitian kualitatif, dengan data berasal dari, analisis tematik hasil systematic literature review, dan Round Table Discussion yang melibatkan ahli terkait, dan Aparatur Sipil Negara (ASN), di Kota Yogyakarta. Faktor risiko & protektif, prediktor konsumsi pronografi dan rekomendasi pencegahan pronografi dihasilkan dari analisis data tersebut.
Using collaborative visual research methods to understand experiences of mental illness, coercion and restraint in Ghana and IndonesiaErminia Colucci
Diana Setiyawati
Ade W. Prastyani
Wulan Nur Jatmika
Anggit Nur Sasmito
Marsha Prifirani
Ongoing
Kajian Relasi Keluarga pada Keluarga dengan Intensi Bercerai di Daerah Istimewa YogyakartaDiana Setiyawati., MHSc., Ph.D., Psikolog.
Dr. Budi Andayani, M.A.
Andayani, S. IP., MSW.
Nurul Kusuma H., M.Psi., Psikolog.
Wirdatul Annisa., M.Psi., Psikolog.
Wulan Nur Jatmika, S.Psi.
Fatimatuzzahro, S.Psi.
Alfan Fahri Rifqi As Sidqi, S.Psi.
Anggit Nur Sasmito, S.Psi.
Akmal Naseery
Kasus perceraian di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data di Pengadilan Tinggi Agama di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2017 hingga 2018 menunjukkan peningkatan angka perceraian sebesar 14,62 %. Banyak faktor yang berperan penting dalam intensi (keinginan) perceraian. Berdasarkan data permohonan perceraian di Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri lebih banyak kasus perempuan mengajukan gugatan perceraian. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui relasi keluarga pada keluarga dengan intensi bercerai, dilihat dari perbedaan gender dan relasi gender. Penelitian ini menggunakan systematic literature review(telaah pustaka sistematis), wawancara semi terstruktur kepada 48 partisipan, dan focus group discussion (diskusi kelompok terarah) kepada 19 partisipan sebagai metode pengumpulan data. Analisis tematik digunakan untuk menentukan faktor-faktor di balik intensi perceraian. Ditemukan 41 indikator faktor pendukung dan 27 indikator faktor penghambat yang dapat dikategorikan ke dalam 6 aspek yang menjadi mempengaruhi intensi perceraian seseorang. Cetak biru skala intensi perceraian, modul prevensi/pencegahan perceraian dan modul permainan psikoedukasi untuk pencegahan perceraian dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang ditemukan. dalam International Strong Based Family Model (model keluarga berbasis pada kekuatan - di berbagai negara) model dipakai untuk menstrukturkan modul pencegahan perceraian yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang ditemukan dalam penelitian

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Kuliah Online “Antara Anak, Internet dan Gadget”

Pada hari Jumat, 27 November 2020, Center of Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan kuliah online yang bertemakan “Antara Anak, Internet, dan Gadget”. Tema yang diusung ini menjadi topik utama yang memiliki kaitan erat di era pandemi; dimana ...

Webinar “Cognitive Behavior Therapy: Basics for Online Counselling”

Pada Jumat, 20 November 2020, Center for Public Mental Health (CPMH) mengadakan webinar “Cognitive Behavior Therapy: Basics for Online Counselling". Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan tahunan dari CPMH yang mengangkat tema seputar cognitive-behavioral therapy (CBT), seperti di tahun 2018 ...

Berikan Edukasi Kesehatan Mental, CPMH Selenggarakan Perkuliahan Daring

Center for Public Mental Health (CPMH) sebagai salah satu unit di Fakultas Psikologi UGM memiliki fokus terhadap peningkatan kualitas kesehatan mental masyarakat, khususnya dalam ruang lingkup keluarga, sekolah, organisasi/perusahaan, kebencanaan, dan komunitas. Salah satu langkah yang CPMH lakukan guna mencapai ...

Launching Pedoman Pertolongan Pertama Psikologis pada Upaya Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan salah satu dari 15 besar penyebab kematian di dunia. Setidaknya lebih dari 800,000 orang meninggal akibat bunuh diri dan untuk pelaku dengan rentang usia 15-29 tahun, bunuh diri merupakan penyebab kematian utama.  Sebenarnya bunuh diri dapat dicegah, ...

ADVOKASI

Advokasi Isu Ketahanan Keluarga

Advokasi Isu Ketahanan Keluarga Bersama Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta   Advokasi Isu Ketahanan Keluarga Bersama Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

ARTIKEL & INFOGRAFIS

RILIS KEGIATAN

Workshop CPMH Daring: Research Ethics in Mental Health Fieldwork

Jumat (5/2) Program Studi Doktor Ilmu Psikologi UGM berkerjasama dengan Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengadakan Online Workshop bertajuk “Research Ethics In Mental Health fieldwork”. Acara ini mengupas tentang etika dalam penelitian yang melibatkan manusia dalam ranah kesehatan ...

Kuliah Online “Antara Anak, Internet dan Gadget”

Pada hari Jumat, 27 November 2020, Center of Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan kuliah online yang bertemakan “Antara Anak, Internet, dan Gadget”. Tema yang diusung ini menjadi topik utama yang memiliki kaitan erat di era pandemi; dimana ...

KAMI DI INSTAGRAM