• Tentang CPMH
  • Media
  • Latest News
  • Ranah Keluarga
  • Ranah Sekolah
  • Ranah Komunitas
Universitas Gadjah Mada Center for Public Mental Health
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang CPMH
  • Media
  • Latest News
  • Ranah Keluarga
  • Ranah Sekolah
  • Ranah Komunitas
  • Beranda
  • Artikel Ilmiah Populer
  • Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

  • Artikel Ilmiah Populer
  • 28 September 2020, 14.18
  • Oleh: cpmh
  • 0

Lingkungan kerja yang penuh tekanan akan membuat pekerja tidak memiliki kesejahteraan psikologis yang optimal. Hal ini tentunya dapat menyebabkan pekerja mengalami stres yang tinggi dan burnout (Johson et al., 2020). Tingkat stres yang tinggi dikhawatirkan dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga, yang ujung-ujungnya mempengaruhi ketahanan keluarga pekerja.

Sebaliknya, ketika seorang pekerja mengalami tekanan karena masalah keluarga, keuangan maupun kesehatan, kesejahteraan mental dan fisik mereka dapat terganggu (Mavridis, et al., 2019). Ujung-ujungnya, produktivitas mereka juga akan menurun sebagai efek dari memburuknya kondisi kesejahteraan psikologis.

Sebagai tempat di mana banyak individu menghabiskan sebagian besar waktunya, perusahaan/organisasi perlu memperhatikan kondisi lingkungan kerja yang akan mendukung kesejahteraan psikologis seseorang.

Menurut Littlefield, Stitzel, & Giese (2014), terdapat lima pilar dalam tempat kerja yang sehat secara psikologis, yaitu kepemimpinan yang suportif, kejelasan peran, keterlibatan karyawan, pengembangan dan pertumbuhan, dan antusiasme.

  • Kepemimpinan yang suportif

Kepimpinan yang suportif berarti sejauh mana para pemimpin mengerti kebutuhan-kebutuhan karyawan dan menyediakan sebuah lingkungan yang memicu keterlibatan karyawan, pengembangan dan dukungan.

  • Kejelasan peran

Kejelasan peran berarti sejauh mana karyawan memiliki “sense of purpose” dan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Hal ini akan membantu karyawan untuk bekerja sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

  • Keterlibatan Karyawan

Keterlibatan karyawan berarti sejauh mana karyawan berkolaborasi, berbagi ide-ide dan mengatasi persoalan bersama, menuju ke pemahaman bersama dan satu tujuan. Aspek keterlibatan karyawanterdiri dari:

  1. Kerja tim, yakni kesempatan untuk staf untuk bekerja bersama-sama.
  2. Pemberdayaan, yakni kesempatan untuk terlibat dalam keputusan yang berpengaruh pada kinerja harian.
  3. Kepemilikan, yakni menyamakan tujuan karyawan dengan tujuan dan pendekatan tim dan organisasi.
  • Pengembangan dan Pertumbuhan

Pengembangan dan pertumbuhan berarti sejauh mana organisasi menghargai usaha karyawannya dan menyediakan pembelajaran yang sesuai serta kesempatan untuk berkembang, termasuk di antaranya adalah

  1. Umpan balik dan penghargaan, yakni memampukan pegawai untuk menerima umpan balik dari performansi kerja mereka.
  2. Pembelajaran dan pengembangan, yakni memampukan pegawai untuk belajar dan berkembang sesuai dengan peran mereka masing-masing.
  • Antusiasme

Antusiasme meliputi elemen emosional karyawan ketika berada di tempat kerja, seperti motivasi dan komitmen mereka, termasuk antusiasme individu dan kerja tim.

 

Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, psikolog dan sarjana psikologi yang bekerja di ranah ini dapat mempromosikan kesejahteraan psikologis di tempat kerja dan membuat sistem deteksi dini kesehatan jiwa di lingkungan kerja agar orang-orang yang memerlukan pertolongan dapat ditangani sejak dini. Contoh program yang telah teruji dan diterapkan dirintis oleh pemerintah Australia, yaitu Beyondblue Workplace National Program yang merupakan program edukasi yang dikembangkan untuk membantu perusahaan/organisasi mengatur gangguan-gangguan kesehatan mental yang sering muncul, seperti depresi dan kecemasan. Sasaran dari program ini, yaitu para karyawan, manajer, HRD, dan eksekutif. Contoh program lainnya, yaitu the SANE Mindful Employer Program, sebuah program yang dikembangkan oleh SANE Australia. Program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan-keterampilan dan meningkatkan kepercayaan diri para karyawan untuk merespon secara efektif tanda-tanda gangguan mental di tempat kerja.

Promosi kesejahteraan psikologis (well-being) individu juga dapat dilakukan oleh pihak manajemen organisasi/perusahaan dengan menyusun kebijakan yang ramah terhadap keluarga, atau yang dikenal dengan istilah “kebijakan ramah keluarga” (family friendly policy). Family-Friendly Policy atau kebijakan ramah keluarga didefinisikan sebagai kebijakan yang membantu menyeimbangkan dan menguntungkan baik pekerjaan maupun kehidupan keluarga yang biasanya menyediakan tiga jenis sumber daya penting yang dibutuhkan oleh orang tua dan pengasuh anak kecil: waktu, keuangan, dan layanan (UNICEF, 2019). Misalnya, kebijakan cuti melahirkan bagi pekerja wanita selama 1-3 bulan. Contoh kebijakan lainnya adalah cuti bagi pekerja lelaki yang istrinya baru saja melahirkan. 

Dengan memperhatikan kesejahteraan psikologis individu di lingkungan kerja, perusahaan tidak hanya akan membantu individu agar lebih produktif, melainkan juga akan berkontribusi terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

 


Referensi

Kesehatan jiwa, well-being dan literasi kesehatan mental. Diana Setiyawati. Center for Public Mental Health. Materi presentasi.

Beyondblue National Workplace Program. (n.d.). Retrieved from https://www.headsup.org.au/training-and-resources/educational-programs/beyondblue-national-workplace-program

Johnson et al. (2020). Do Low Self-Esteem and High Stress Lead to Burnout Among Health-Care Workers? Evidence From a Tertiary Hospital in Bangalore, India. Safety and Health at Work.  https://doi.org/10.1016/j.shaw.2020.05.009 

Mavridis et al. (2019). Family workers, stress, and the limits of self-care. Children and Youth Services 236-246.  https://doi.org/10/1016/j.childyouth.2019.06.011 

Mental health in the workplace. (2017, January 31). Retrieved from https://www.sane.org/employers/147-mental-health-in-the-workplace

Littlefield, Lyn., Stitzel, Anna., Giese, Jill. (2014) A workplace prevention approach to employee mental health. Perspective: Mental Health and wellbeing in Australia. Paragon Printers Australasia.

UNICEF. (2019). Family-Friendly Policies A Policy Brief Redesigning the Workplace of the Future: A Policy Brief. https://www.unicef.org/sites/default/files/2019-07/UNICEF-policy-brief-family-friendly-policies-2019.pdf

Tags: kesehatan mental
Universitas Gadjah Mada

Center for Public Mental Health
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Gedung D Lantai 6 Ruang D-610
Jl. Sosio Humaniora Bulaksumur Yogyakarta 55281 Indonesia
cpmh.psikologi[at]ugm.ac.id
+62 (274) 550435 (hunting)
+62 (274) 550435 ext 100

OFFICE

ADDRESS: Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta – D Building, 6th floor

OFFICE HOUR: Monday – Friday: 8:00 AM – 4:00 PM

PHONE: (0274) 550435 ext. 145

EMAIL: cpmh@ugm.ac.id

Recent Posts

  • Mindtenance CPMH #1: Resolusi Kesehatan Jiwa di Tahun 2025
  • Media Sosial dan Copycat Suicide 
  • WORLD MENTAL HEALTH DAY 2021 : Kabar Kesehatan jiwa dari Indonesia di tengah dunia yang tidak setara
  • Mahasiswa, Yuk Jaga Kesehatan Mentalmu!
  • Psikolog UGM: Orangtua Wajib Tahu 8 Karakteristik Generasi Digital

© Universitas Gajah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY