Wabah virus Corona (COVID-19) secara resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2020). Wabah ini menjadi penyakit global yang telah menyebar ke setiap negara dan merupakan bencana baru yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia (Chen & Bonanno, 2020).
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Masyarakat dihadapkan oleh perubahan tatanan kehidupan sosial yang signifikan seperti pembatasan sosial, pemotongan jumlah karyawan, kewajiban bekerja dari rumah, hingga mengajar anak sekolah online. Berbagai hal ini menjadi penyebab banyak orang mengalami permasalahan kesehatan mental seperti peningkatan kecemasan dan stres yang berefek pada perilaku tidak produktif. Tidak hanya itu, banyak orang terpaksa untuk beradaptasi dengan realitas baru yang didominasi oleh ketakutan akan penyebaran dan penularan virus.
Oleh karena itu, kemampuan resiliensi sebagai benteng ketahanan diri untuk bertahan di tengah kondisi pandemi global saat ini perlu untuk ditingkatkan. Resiliensi adalah kemampuan individu untuk beradaptasi secara positif dan efektif sebagai strategi dalam menghadapi kesulitan.
Terdapat tujuh aspek yang menjadi pembentuk resiliensi individu (Reivich & Shatté, 2002), antara lain:
- Regulasi emosi, merupakan keadaan untuk tetap tenang dan fokus dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.
- Pengendalian impuls, merupakan kemampuan individu dalam mengontrol dorongan, keinginan, dan tekanan yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri. Contohnya seperti mengontrol diri untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak, membiasakan menggunakan masker saat bepergian, dan menjaga jarak saat berada di tempat umum.
- Sikap optimis, sebagai bentuk keyakinan bahwa individu dapat menyelesaikan masalahnya dan melewati kondisi yang terberatnya.
- Empati, merupakan kemampuan individu untuk memahami tanda-tanda emosional dan psikologis orang lain. Contohnya adalah dengan memperhatikan kondisi orang terdekat dan menjaga komunikasi dengan baik.
- Kemampuan analisis masalah, merupakan kemampuan individu untuk mengidentifikasi penyebab dari permasalahan yang dihadapi.
- Efikasi diri, merupakan keyakinan bahwa individu mampu memecahkan masalah yang dialami dan mencapai kesuksesan.
- Peningkatan aspek positif, yakni kemampuan individu untuk memaknai permasalahan yang dihadapi sebagai kekuatan di masa depan. Contohnya, dengan adanya work from home, individu memiliki lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi kemampuan diri, bakat, serta hobinya yang dapat menjadi sumber penghasilan baru di masa mendatang.
Tips Meningkatkan Resiliensi
Guna meningkatkan resiliensi dan mengurangi tekanan stres selama pandemi, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Menjaga rutinitas harian
- Tetap menyempatkan diri melakukan aktivitas fisik
- Pilah dan pilih berita-berita positif, menjaga,
- Stay up to update dan waspada serta patuhi protokol kesehatan
- Menjaga komunikasi dengan orang terdekat
- Mencari dukungan sosial dalam menjalankan aktivitas
Penelitian menunjukkan bahwa kekhawatiran masyarakat lebih tinggi dipicu oleh kecemasan akan kesehatan keluarga dan kerabatnya, sehingga penting juga bagi individu untuk tetap terhubung meskipun berada dalam situasi pandemi Covid-19 yang menuntut untuk menjaga jarak.
Untuk mengakses infografis seputar menjaga resiliensi dan kesehatan mental, kunjungi laman ini.
Chen, S., & Bonanno, G. A. (2020). Psychological adjustment during the global outbreak of COVID-19: A resilience perspective. Psychological Trauma: Theory, Research, Practice, and Policy, 12(S1), S51.
Coronavirus Disease (COVID-19) Situation Reports. Who.int. (2020). Retrieved 15 October 2020, from https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports.
Reivich, K., & Shatté, A. (2002). The resilience factor: 7 essential skills for overcoming life’s inevitable obstacles. Broadway books.
Shanahan, L., Steinhoff, A., Bechtiger, L., Murray, A. L., Nivette, A., Hepp, U., … & Eisner, M. (2020). Emotional distress in young adults during the COVID-19 pandemic: Evidence of risk and resilience from a longitudinal cohort study. Psychological medicine, 1-10.