Judul | Peneliti | Abstrak |
---|---|---|
Konstruksi Rumusan Indeks Ketahanan Keluarga Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta | Dr. Budi Andayani, M.A. Diana Setiyawati, PhD, Psikolog Wahyu Widhiarso, M.A Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi Wulan Nur Jatmika, S.Psi | Selama ini pengukuran dan indeks ketahanan keluarga mengacu pada standar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA). Dalam indeks ini penggunaan 5 dimensi yang terbagi dalam 15 variabel dan 24 indikator dianggap kurang efisien sehingga diperlukan efisiensi rumusan dalam pengukuran indeks ketahanan keluarga. Menggarisbawahi permasalahan tersebut, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencoba mengkonstruksi rumusan indeks ketahanan keluarga yang lebih praktis dan efisien. Metode penelitian menggunakan constructing index. Proses konstruksi indeks dilakukan melalui pengukuran awal prediktor formatif pada 200 keluarga di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang didapat melalui proses probability proportional to size sampling. Data dianalisis menggunakan metode regresi. Bobot prediktor hasil regresi digunakan untuk merumuskan indeks ketahanan keluarga. Hasil rumusan teruji diharapkan mampu menjadi model dasar (prototype) penghitungan indeks ketahanan keluarga pada masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. |
Adaptasi Protokol Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk Menangani Gangguan Depresi di Komunitas | Dr Diana Setiyawati Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psi. Nurul Hidayati, S.Psi. Fatimatuzzahro, S.Psi. Alfan Fahri Rifqi | Depresi merupakan gangguan jiwa yang termasuk “common mental disorder” yang tercatat sebagai salah satu penyebab disabilitas. Data WHO mencatat ada sekitar 300 juta orang dengan depresi atau sekitar 4.4% dari seluruh populasi warga dunia. Angka prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar 6 % untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang di Indonesia. Saat ini manajemen penanganan depresi di Indonesia masih berpusat pada pelayanan masing-masing profesi. Psikiater memiliki tata laksana sendiri, demikian juga dengan perawat dan psikolog. Peran psikolog di pusat kesehatan primer yaitu puskesmas di Indonesia sangat penting untuk menangani permasalahan gangguan psikologis seperti depresi. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) sebagai terapi yang terbukti paling efektif dalam menangani depresi kadang-kadang mengalami kendala dalam penyampaiannya. Salah satu kendala yang perlu diperhatikan adalah perbedaan budaya. CBT memerlukan suatu adaptasi agar efektivitasnya tetap dapat berlaku di konteks Puskesmas. |