Center for Public Mental Health Psikologi Universitas Gadjah Mada, khususnya Divisi Pendidikan, memiliki kepedulian terhadap isu-isu kesehatan mental di sekolah. Hal ini sejalan dengan visi misi Divisi Pendidikan dalam rangka mewujudkan Sekolah Indonesia Sejahtera. Adapun cara yang ditempuh untuk merealisasikan visi misi tersebut antara lain dengan menyelenggarakan pelatihan maupun seminar-seminar mengenai kesehatan mental di sekolah. Salah satu seminar yang baru saja dilaksanakan adalah seminar yang bertajuk Memahami Dan Strategi Mengembangkan Potensi Anak Berkesukaran Belajar pada tanggal 24 dan 25 Februari 2012.
Isu mengenai kesukaran belajar tersebut berangkat dari sebuah survey yang menunjukkan bahwa sebanyak 54% permasalahan yang terjadi pada siswa SD, merupakan permsalahan kognitif atau yang berkaitan dengan kesukaran belajar, khususnya pada mata pelajaran matematika dan bahasa. Kesukaran tersebut dapat berupa kesulitan memahami penjumlahan bersusun, memahami soal cerita matematika, hingga phobia matematika, maupun seperti ketidaklancaran membaca, membaca secara lambat, menghilangkan dan menambahkan kata dari teks yang dibaca, dan tidak memahami isi teks bacaan.
Pada kenyataannya, kesukaran yang muncul pada kelas dasar (1,2,dan 3) sekolah dasar sering tidak terdeteksi oleh Guru maupun Orangtua. Hal tersebut sering dianggap sebagai hal yang wajar. Padahal, justru inilah titik awal kekompleksan masalah. Ketidaklancaran mengerjakan matematika dan berbahasa baru dianggap sebagai masalah ketika anak sudah duduk di kelas 3 atau 4 SD, yakni ketika anak dituntut untuk mempelajari dan menguasai materi ajar. Pada tingkat kelas ini, anak dianggap bermasalah jika tidak dapat memahami pelajaran, tidak dapat menjawab pertanyaan, dan sering gagal dalam mengerjakan soal ulangan.
Mereka bukannya tidak berusaha; faktanya, kemampuan mereka untuk menerima dan memahami pelajaran yang diberikan guru tidaklah sebaik anak-anak lain. Sehingga tidak jarang muncul perilaku negative di kelas, seperti tidak bisa duduk tenang maupun tidak tuntas mengerjakan tugas sekolah. Perilaku negative tersebut muncul karena adanya perasaan tidak mampu dan tidak percaya diri. Dengan kata lain, perilaku negative merupakan kompensasi dari perasaan-perasaan negatif yang terkait dengan rendahnya motivasi anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya.
Semiloka yang telah diselenggarakan pada tanggal 24-25 Februari 2012 banyak mengulas kesukaran belajar dalam berbahasa dan matematika secara komprehensif dari tinjauan neurologis dan psikologis. Sementara itu, dalam lokakarya tersebut akan banyak memberikan cara-cara menemukeli secara dini beserta tips-tips menangani anak dengan kesukaran belajar. Pembicara yang hadir merupakan ahli di bidang neurologi yaitu dr. Herini, Sp.A (K)., serta ahli perkembangan psikologi anak maupun psikologi belajar yaitu Dr. MG. Adiyanti,SU., Psikolog, Supra Wimbarti, PhD.MSc., dan Prof. Dr. Amitya Kumara, MS. Psi,Psikoterapis. Semiloka ini dihadiri oleh 54 peserta dari berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Madiun, Makasar, dan beberapa daerah lainnya yang dengan antusiasnya terlibat aktif di setiap sesi seminar maupun lokakarya.
Respon positif dari peserta juga merupakan kebanggaan bagi CPMH sendiri untuk terus memasyarakatkan isu-isu mengenai kesehatan mental di sekolah. CPMH juga sudah menyiapkan beberapa agenda seminar dan pelatihan yang rencananya akan diadakan tahun 2012 ini untuk mewujudkan Sekolah Indonesia yang Sejahtera.
untuk bulan-bulan ini atau juli/agustus ada seminar apa lagi ?
dan di adakan dimana ? trma kasih
apakah ada seminar lagi? atau adakah konsultasi diluar seminar seblumnya yg bisa kami ikuti. bgm caranya?
terimakasih sebelumnya.