Tim Sekolah Sejahtera di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Luqman Al Hakim Internasional (LHI) menyadari bahwa investasi untuk mewujudkan generasi pemimpin masa depan bangsa ini dimulai semenjak pendidikan usia dini. Maka, sekolah menjadi salah satu lembaga untuk bersinergi dengan orang tua dalam mewujudkan hal tersebut.
Menurut penelitian, di setiap komunitas selalu ada anak-anak yang perlu dukungan secara psikologis. Anak-anak memiliki faktor risiko dan faktor protektif terhadap masalah-masalah kehidupan yang menyebabkan gangguan mental. Sekolah Sejahtera berperan sebagai faktor protektif ketika anak-anak menghadapi masalah kehidupan, seperti diantaranya perubahan keluarga, perceraian, bencana, dan lain-lain. “Sekolah Sejahtera” merupakan komunitas sekolah yang menjaga anak-anak untuk tetap sehat jiwa dan raga, serta merupakan sebuah komunitas dimana para guru, karyawan, siswa, dan orang tua saling mendukung, saling memberi apresiasi positif, dan saling memotivasi. Sehingga, anak-anak bisa tumbuh optimal, mengenali potensi-potensinya, hari-harinya produktif, tangguh dan mampu berkontribusi positif untuk komunitas. Berikut beberapa hal yang diusahakan Sekolah Islam Terpadu LHI (SD dan SMP) untuk kesehatan mental siswa-siswinya.
Filosofi Pendidikan SIT LHI
Seluruh warga sekolah memahami bahwa filosofi pendidikan di SMPIT LHI sesuai dengan logo sekolah yaitu pohon berbuah bintang. Ibarat sebuah pohon, siswa adalah biji yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan potensi untuk tumbuh sesuai dengan ragam keunikan masing-masing. Maka, tugas warga sekolah adalah bagaimana menciptakan lingkungan untuk mendukung tumbuhnya biji tersebut menjadi pohon yang sempurna dan berbuah lebat serta bermanfaat untuk sekitar. Harapannya, seluruh warga sekolah dapat memahami filosofis ini dan para pengajar menjadikan cara pandang ini dalam mendidik para siswa-siswinya.
Kebijakan Sekolah
Sekolah mempunyai kebijakan perilaku dan disiplin (discipline policy) yang tertuang dalam school guide, panduan untuk guru, orang tua, dan siswa. Tujuan diadakannya kebijakan perilaku dan disiplin adalah mengupayakan agar setiap komunitas sekolah merasa dihargai dan dihormati sehingga setiap orang merasa aman, nyaman dan dapat diperlakukan secara adil dan baik.
Salah satu program sekolah untuk mendukung hal tersebut adalah adanya kampanye “Anti Bullying” (Tolak Perundungan). Tujuan diterapkannya program ini adalah agar semua warga sekolah mengetahui dan mengenal apa itu mentally-bully (perundungan psikologis) maupun physical-bully (perundungan fisik). Harapannya, warga sekolah memahami mengapa hal tersebut tidak diperbolehkan untuk dilakukan dan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan diperoleh jika melakukan hal-hal baik maupun buruk (pada konteks ini, bullying atau perundungan).
Star of the Week
Warga sekolah mengapresiasi dan memberikan penghargaan untuk perilaku siswa yang baik dengan berbagai cara. Salah satu cara menghargai kebaikan siswa adalah dengan bintang pekanan atau star of the week. Penghargaan ini diumumkan kepada siswa di setiap hari senin ketika upacara bendera. Setiap seorang siswa dari perwakilan kelas mampu menunjukkan hal-hal positif, meski kecil sekalipun, dan dapat menjadi contoh untuk siswa lain pada pekan tersebut, maka siswa yang bersangkutan akan diberi penghargaan star of the week.
Class Meeting
Budaya class meeting, yaitu musyawarah kelas untuk menajamkan kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar dan sosial. Bertujuan pula agar anak mampu menghormati orang lain dan membangun kemampuan penyelesaian masalah.
Bimbingan Konseling
Dengan adanya dedicated teacher bimbingan konseling dan tenaga profesional, serta psikolog sekolah, BK SIT LHI bertujuan untuk memberikan pelayanan konseling terbaik dan profesional kepada siswa, guru, dan orang tua. Program-program BK yang diterapkan antara lain: cluster gejala psikologis semua kelas di tiap tingkatan, asesmen kebutuhan siswa, intervensi permasalahan psikologis, program pemantauan buku Incident Report (Laporan Kejadian), kolaborasi dengan guru kelas untuk penanaman pembiasaan positif di sekolah, home visit (kunjungan ke rumah), serta sistem rujukan kepada psikolog maupun psikiater yang direkomendasikan. Tim BK mempunyai alur penanganan siswa yang jelas sesuai level kompleksitas masalah.
Program Persaudaraan
Program ini rutin dilakukan di awal tahun ajaran selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Program yang dilakukan bertujuan untuk mempersaudarakan siswa baru dengan kakak tingkatnya. Umumnya, satu siswa baru bisa mempunyai dua sampai tiga saudara dari kakak tingkat. Tugas para kakak adalah memandu, membantu, dan memastikan siswa baru mendapat pelayanan yang baik dan membantu mengenalkan lingkungan sekolah dengan lebih cepat dan tanpa rasa takut maupun cemas. Hal ini dilakukan juga walaupun tidak di jam-jam formal seperti jam makan siang, istirahat, kegiatan keluar sekolah. Program mempersaudarakan juga dilakukan sesuai kebutuhan, tidak hanya pada periode MPLS.
Supervisor sahabat siswa
Supervisor adalah guru yang bertugas untuk memastikan siswa melakukan segala sesuatu dengan aman selama jam-jam tertentu. Supervisor menangani langsung kecelakaan, juga insiden yang terjadi baik mental maupun fisik dan memberi nasihat. Supervisor berhak memberikan “time out” kepada siswa jika siswa tidak mau diajak kerjasama dan memberikan catatan yang akan disampaikan ke wali kelas atau guru BK.
Pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, dan bermakna
Siswa belajar tidak hanya berupa transfer ilmu pengetahuan tetapi juga lebih banyak mengasah skill dan karakter dengan pembelajaran kontekstual berbasis proyek. Program-program di luar kelas maupun di luar sekolah banyak dilakukan dengan siswa mengalami secara langsung. Pembelajaran dan program sekolah mengakomodir minat dan bakat siswa.
Parents Meeting dan Parenting School
Setiap tiga bulan sekolah mengadakan parents meeting, yaitu diskusi antara guru, orang tua dan siswa mengenai perkembangan siswa yang bersangkutan. Sekolah dan komite sekolah juga bekerja sama dalam pelaksanaan program-program parenting sesuai kebutuhan orang tua.
Referensi:
Christner, R. W. & Mennuti, R. B. (2009). School-based mental health: A practitioner’s guide to comparative practices. New York: Routledge
Macklem, G. L. (2014). Preventive mental health at School. New York: Springer.
ASCIP. (2014). Student supervision guidelines. California: ASCIP.
Penulis :
Fourzia Yunisa Dewi (Guru SIT Luqman Al Hakim International, Tim Sekolah Sejahtera)