Judul | Peneliti | Abstrak |
---|---|---|
Training to Improve the Self-efficacy of Primary Health Care Psychologists’ Skills | Dr. Diana Setiyawati Wirdatul Anisa, M.Psi. Nurul Hidayati, S.Psi. Alfan Fahri Rifqi As Sidqi, S.Psi. Fatimatuzzahro, S.Psi. Akmal Naseery | Psychologists who work in primary health care, have a very important role as the frontline in mental health service. Nevertheless, they don’t necessarily have the knowledge and self-efficacy of required skills to work in a primary health care setting. Knowledge and skills that they get from formal education often don’t meet what it takes to work in multidisciplinary settings. Therefore, it is important to initiate continuing education, to increase the capacity of primary health care psychologists. The quantitative data is analyzed using Wilcoxon Signed-Rank Test. The results show that post-test ranks were statistically significantly higher than pre-test ranks at each indicator. |
Model Pencegahan Bunuh Diri di Gunungkidul: Program Rintisan di Desa Kepek, Gunungkidul | Diana Setiyawati Sofia Retnowati Atik Triratnawati Wulan Nur Jatmika Nurul Kusuma Hidayati Nabila Puspakesuma | Peristiwa bunuh diri merupakan permasalahan global yang juga melanda Indonesia. Penurunan angka bunuh diri merupakan salah satu tolok ukur peningkatan sistem kesehatan jiwa secara global. Selain menyebabkan rasa kehilangan bagi keluarga, bunuh diri juga berdampak pada hilangnya produktivitas dan kebermaknaan hidup seseorang. Adanya tekanan ekonomi, sosial budaya, dan gangguan kesehatan jiwa dapat menjadi faktor risiko dari perilaku bunuh diri. Kabupaten Gunung Kidul di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan angka bunuh diri yang tinggi dengan kompleksitas situasi yang cukup besar; mulai dari terbatasnya akses dan jumlah tenaga kesehatan jiwa untuk mencegah tindak bunuh diri sampai dengan keberadaan mitos pulung gantung yang menghambat sistem pelaporan dan rujukan dari kasus bunuh diri. Pengabdian yang bertempat di Desa Kepek, Kecamatan Saptosari ini berfokus pada peningkatan literasi kesehatan jiwa, membangun keterampilan dalam mengenali tanda-tanda bunuh diri dan pertolongan pertama gangguan kesehatan jiwa, perbaikan sistem pencegahan bunuh diri, serta peningkatan kepedulian warga terhadap kesehatan jiwa. Setelah intervensi dilakukan, terjadi beberapa perubahan antara lain peningkatan literasi kesehatan jiwa serta peningkatan kepedulian terhadap masalah kesehatan jiwa. |
Validasi Modul Pelatihan Konselor Sebaya untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Konseling dalam Rangka Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Mental Berbasis Sekolah (Sekolah Sejahtera) | Dr. Yuli Fajar Susetyo Aliyaturrahmah Supriyadi, S.Psi. Aqyas Dini Nisa | |
Pedoman Pertolongan Pertama Psikologis pada Upaya Bunuh Diri: Sebuah Upaya Advokasi | Sofia Retnowati Diana Setiyawati Nurul Kusuma Hidayati Wulan Nur Jatmika Nabila Puspakesuma | Tindak bunuh diri merupakan risiko paling ekstrim dari sebuah kondisi kesehatan jiwa. Peningkatan angka bunuh diri dari tahun ke tahun yang semakin meningkat menimbulkan kekhawatiran tersendiri sehingga upaya pencegahan menjadi mendesak untuk dilakukan. Pedoman pertolongan pertama pada upaya bunuh diri disusun menggunakan metode delphi dalam tiga putaran. Perluasan penyebaran modul dengan cara memperluas dan mempertinggi level advokasi dalam rangka diseminasi secara lebih luas juga dapat dilakukan untuk menjangkau cakupan yang lebih luas di lapisan masyarakat. |
Peningkatan Literasi dan Efikasi Kader dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak di Kota Yogyakarta | Budi Andayani Nurul Kusuma Hidayati Wulan Nur Jatmika | Kekerasan perempuan dan anak merupakan permasalahan global yang terus menjadi perhatian, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghilangkan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Pengabdian masyarakat ini mencoba untuk meningkatkan literasi dan efikasi kader dalam upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, yang dilakukan melalui pelatihan. Tiga puluh tujuh kader mengikuti pelatihan selama dua hari. Sembilan belas data pre-test dan post-test yang dapat dianalisis menunjukkan terdapat peningkatan signifikan pengetahuan kader terhadap materi modul pencegahan kekerasan seksual anak dan perempuan (Z = -2.756, p = <0.006). Sementara untuk efikasi dalam penyampaian materi-materi tersebut, dari 15 materi yang diukur, 13 di antaranya menunjukkan peningkatan setelah pelatihan. |
Penyusunan Kebijakan tentang Pornografi Anak pada Kegiatan Pembinaan Partisipasi dan Perlindungan Anak pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta | Diana Setiyawati, Ph.D, Psikolog Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog Wulan Nur Jatmika, S.Psi. Fatimatuzzahro, S.Psi. Alfan Fahri Rifqi As-Sidqi, S.Psi. | Pornografi ditemukan telah menjangkit masyarakat, terutama anak-anak. Beberapa studi menemukan, banyak dari anak di tingkat sekolah dasar telah terpapar pornografi. Sementara itu, intervensi pronografi yang telah dilakukan, lebih banyak berupa sensor laman yang mengandung konten pornografi. Intervensi tersebut, cenderung tidak efektif dalam menekan penyebaran pornografi di masyarakat. Oleh karena itu, saat ini masih diperlukan upaya yang dapat menangkal pornografi. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi yang selanjutnya mengamanatkan pemerintah daerah untuk melakukan pencegahan pembuatan, penyebarluasan dan penggunaan pornografi. Penelitian ini dilakukan untuk merancang Rencana Aksi Daerah (RAD) Anti-pornografi Kota Yogyakarta. Penelitian merupakan penelitian kualitatif, dengan data berasal dari, analisis tematik hasil systematic literature review, dan Round Table Discussion yang melibatkan ahli terkait, dan Aparatur Sipil Negara (ASN), di Kota Yogyakarta. Faktor risiko & protektif, prediktor konsumsi pronografi dan rekomendasi pencegahan pronografi dihasilkan dari analisis data tersebut. |
Using collaborative visual research methods to understand experiences of mental illness, coercion and restraint in Ghana and Indonesia | Erminia Colucci Diana Setiyawati Ade W. Prastyani Wulan Nur Jatmika Anggit Nur Sasmito Marsha Prifirani | Ongoing |
Kajian Relasi Keluarga pada Keluarga dengan Intensi Bercerai di Daerah Istimewa Yogyakarta | Diana Setiyawati., MHSc., Ph.D., Psikolog. Dr. Budi Andayani, M.A. Andayani, S. IP., MSW. Nurul Kusuma H., M.Psi., Psikolog. Wirdatul Annisa., M.Psi., Psikolog. Wulan Nur Jatmika, S.Psi. Fatimatuzzahro, S.Psi. Alfan Fahri Rifqi As Sidqi, S.Psi. Anggit Nur Sasmito, S.Psi. Akmal Naseery | Kasus perceraian di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data di Pengadilan Tinggi Agama di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2017 hingga 2018 menunjukkan peningkatan angka perceraian sebesar 14,62 %. Banyak faktor yang berperan penting dalam intensi (keinginan) perceraian. Berdasarkan data permohonan perceraian di Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri lebih banyak kasus perempuan mengajukan gugatan perceraian. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui relasi keluarga pada keluarga dengan intensi bercerai, dilihat dari perbedaan gender dan relasi gender. Penelitian ini menggunakan systematic literature review(telaah pustaka sistematis), wawancara semi terstruktur kepada 48 partisipan, dan focus group discussion (diskusi kelompok terarah) kepada 19 partisipan sebagai metode pengumpulan data. Analisis tematik digunakan untuk menentukan faktor-faktor di balik intensi perceraian. Ditemukan 41 indikator faktor pendukung dan 27 indikator faktor penghambat yang dapat dikategorikan ke dalam 6 aspek yang menjadi mempengaruhi intensi perceraian seseorang. Cetak biru skala intensi perceraian, modul prevensi/pencegahan perceraian dan modul permainan psikoedukasi untuk pencegahan perceraian dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang ditemukan. dalam International Strong Based Family Model (model keluarga berbasis pada kekuatan - di berbagai negara) model dipakai untuk menstrukturkan modul pencegahan perceraian yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang ditemukan dalam penelitian |