The Online Summer Lecture Series, merupakan seri kuliah musim panas online yang diselenggarakan oleh Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM. Seri kuliah ini disajikan sebagai pengganti kursus musim panas internasional ke-4 tentang keterampilan advokasi dalam pengembangan sistem kesehatan mental yang tertunda untuk tahun 2021 karena pandemi Covid-19. Acara yang dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A., ini diadakan dalam dua sesi dimana sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 20 – 23 Juli 2020 dengan narasumber yang berbeda setiap harinya.
Berita CPMH
Back
Day 1
Saturday, 23 September 2017
Time | Agenda | Speakers |
08.30-09.00 | Welcome and Introduction to the Workshop | Chair: Dr. Rahmat Hidayat
|
09.00- 09.30 | Riskesdas Pasung Data |
|
09.30-10.00 | Pasung data from provincial IBP programs |
|
10.00-10.30 | Morning Break | |
10.30-11.15 | The Ministry of Health Indonesia Bebas Pasung program |
|
11.15-12.00 | The Ministry of Social Affairs Gerakan Stop Pemasungan program |
|
12.00-13.00 | Lunch Break | |
13.00-15.00 | Panel Discussion
|
Moderator: Dr. Rahmat Hidayat
|
15.00-15.30 | Afternoon Break | |
15.30-17.00 | Panel Discussion Lessons learned from the Yogyakarta Bebas Pasung policy and program |
Moderator: Dr. Diana Setiyawati
|
17.00-18.00 | Breaking the Chains: documentary movie for free pasung advocacy |
|
18.00-18.30 | Break | |
18.30-19.00 | Breaking the Chains: documentary movie for free pasung advocacy (cont.) |
|
Day 2
Sunday, 24 September 2017
Time | Agenda | Speakers |
08.30-09.45 | Good health and social policy – implementation challenges and opportunities |
|
09.45-10.30 | Technical workshop / Small group discussions Policy and Program Successes
|
Facilitators
|
10.30–11.00 | Break | |
11.00-12.30 | Technical workshop / Small group discussions Policy and Program Challenges and Failures
|
Facilitators
|
12.30-13.30 | Lunch Break | |
13.30-15.00 | Technical workshop / Small group discussions What needs to be done to accelerate implementation, at national and provincial levels, of Indonesia Bebas Pasung, Gerakan Stop Pemasungan, and Provincial Bebas Pasung programs in the following areas?
|
Facilitators
|
15.00-15.30 | Afternoon Break | |
15.30-16.30 | Presentations by small groups of discussions and conclusions | Facilitators
|
16.30-17.00 | General discussion | |
17.00 | Workshop Close and Farewell | Dr. Rahmat Hidayat |
Mental health disorders have become a world-wide problem as a result of its contribution to the current and predicted global burden in the future. However, huge treatment gap in most countries, especially lower-middle-income countries, is still evident, reflecting the poor concern of the government in regards to the issue. Many countries world-wide take mental health issues as a non-priority, which leaves advocacy in mental health system development to walk a long journey ahead.
International Short Course on Advocacy Skills in Mental Health System Development: from Research to Policy is a 2 weeks course designed to answer the need for advocacy skill training in developing mental health system.
This course is intended for students (undergraduate, post-graduate, doctoral), researchers, mental health professionals (psychiatrist, psychologist, mental health nurse, GP, and other clinicians) as well as policy makers from any countries world-wide who have concern in the development of mental health system.
This course materials will be delivered by experienced experts in the area of mental health system advocacy. It will also include small group works, discussions, as well as field trip to local community-based mental health rehabilitation facility.
Hans is currently engaged in a research project on the history of medicine in the Dutch East Indies and Indonesia. He currently focuses on the roles Indonesian physicians have played in the social, cultural, and political movements in the Dutch East Indies and Indonesia in the 1950s. He is also researching the nature of Indonesian herbal medicine or jamu and the way it relates to modern medicine. http://sydney.edu.au/science/people/hans.pols.php
Setiap individu berkembang karena interelasi aktif antara individu dan lingkungan. Kemampuan individu yang diidentifikasi merupakan dasar untuk perkembangan selanjutnya adalah potensi intelektual, kepribadian, emosi, kondisi fisiologisnya dan biologisnya. Faktor ini dapat dioptimalkan perkembangannya oleh stimulasi dari lingkungan. Dalam lingkungan anak terdapat berbagai faktor seperti orang tua, teman, lembaga, dan aktivitas yang masing-masing mempunyai peran berbeda dalam perkembangan anak. Antara faktor yang ada dalam diri individu dan faktor lingkungan saling berinteraksi, sehingga terbentuklah anak seperti yang ada saat ini (Santrock, 2011).
Interelasi antara individu dan lingkungan menimbulkan satu norma-norma tertentu pada kelompok usia. Norma atau acuan yang dimaksud oleh Havighurst (1972) disebut dengan tugas perkembangan. Tugas perkembangan dirumuskan oleh Havighurst adalah tugas yang muncul dalam kurun waktu tertentu dalam kehidupan individu yang harus dilaksanakan oleh individu agar timbul rasa kompeten dan puas. Tugas perkembangan dimulai sejak anak di dalam kandungan sampai individu mencapai usia lanjut. Jika individu berhasil menyelesaikan tugas perkembangan pada kurun waktu yang telah ditentukan, maka akan menimbulkan rasa kompetensi dalam memenuhi tuntutan masyarakat dan diri sendiri sehingga individu akan merasa bahagia. Selanjutnya individu akan masuk ke tugas perkembangan selanjutnya. Namun jika individu gagal dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka akan timbul perasaan tidak kompeten.
Jika tidak dipahami secara sempurna, kondisi ini dapat menyebabkan guru dan orang tua menjadi cemas dan kemungkinan timbul sikap negatif terhadap anak (Hallahan, Kauffman, & Pullen, 2012). Perlakuan yang kurang tepat pada anak akan memperparah keadaan. Kondisi ini lebih lanjut dapat menyebabkan anak menjadi kurang bahagia. Oleh karena itu, keterampilan melakukan deteksi dini kelainan anak balita sangatlah penting, agar bisa tertangani sedini mungkin sehingga bisa mengoptimalkan perkembangan anak sesuai dengan tugas perkembangan.
Detail acara:
Sabtu, 9 April 2016
G-100 Fakultas Psikologi UGM
Kategori Lomba Fotografi :
Nama | Judul | Sekolah |
Cornella Verina Laveda | My Book=My Pillow | SMA Santa Maria Yogyakarta |
Cahya Ramadhana | Dibalik Kesuksesan Zaman Sekarang | SMA N 11 Yogyakarta |
Susi Susanti | SMA PGRI 2 Kayen-Pati |
Kategori Lomba Komik :
Nama | Judul | Sekolah |
Shelly Dwidayanti | Perintah-Contoh=NOL | SMA N 1 Bojonegoro |
Muhamad Irfan Rahman | T(i) T(i) D(i) J | SMA N 2 Tambun Selatan-Bekasi |
Hana Prastawa | Belajar Itu yang Fun | SMA N 2 Bantul |
Kategori Lomba FILM :
Nama | Judul | Sekolah |
a/n Haryaningrum Kurnia | S.O.S | SMK N 1 Nganjuk |
a/n Destarita Rahmawati | Seandainya, Bu Arini Jadi Aku | SMA N 3 Denpasar |
a/n Aprillyani Sofa Marwiningtyas | Jenny | SMA PGRI 2 Kayen-Pati |
Kategori Lomba Menulis Bebas :
Nama | Judul | Sekolah |
Aliyaturrahmah Supriyadi | Benahi Sekolah Kita, Benahi Indonesia | MA Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta |
Mona Galatia M | Kepala Sekolah Harus Se-Ekstrem Ilmuwan | SMA N 5 Kota Jambi |
Evi Sofia Inayati | Semangat untuk Temanku | MAN Patas, Buleleng, Bali |
Nama-Nama diatas merupakan finalis yang terpilih sebagai 3 besar. Untuk pengumuman juara 1, 2, dan 3 akan dilakukan pada saat acara puncak “Ekspresi dan Deklarasi Sekolah Indonesia Sejahtera: Dari Pelajar Jogja untuk Indonesia” pada tanggal 28 Oktober 2012 di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta. Mohon untuk para pemenang segera cek email masing-masing karena sudah kami kirimkan surat undangan serta konfirmasi kehadiran. Info lebih lanjut hubungi nomor CP Panitia. Terima kasih
Center for Public Mental Health Psikologi Universitas Gadjah Mada, khususnya Divisi Pendidikan, memiliki kepedulian terhadap isu-isu kesehatan mental di sekolah. Hal ini sejalan dengan visi misi Divisi Pendidikan dalam rangka mewujudkan Sekolah Indonesia Sejahtera. Adapun cara yang ditempuh untuk merealisasikan visi misi tersebut antara lain dengan menyelenggarakan pelatihan maupun seminar-seminar mengenai kesehatan mental di sekolah. Salah satu seminar yang baru saja dilaksanakan adalah seminar yang bertajuk Memahami Dan Strategi Mengembangkan Potensi Anak Berkesukaran Belajar pada tanggal 24 dan 25 Februari 2012.
Apakah Anak Saya Hiperaktif? Demikianlah tema seminar yang digelar pada 9 Juli lalu oleh Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM bekerjasama dengan Forum Komunikasi Psikolog Puskesmas Sleman (FKPPS) Yogyakarta di Fakultas Psikologi UGM. Seminar yang dihadiri oleh 172 peserta ini mengupas tuntas tentang seluruh permasalahan anak hiperaktif dan menjawab rasa ingin tahu masyarakat, khususnya orangtua dan pendidik, mengenai ciri-ciri hingga penanganan anak hiperaktif. Seminar ini menghadirkan 3 orang pembicara yang ahli dalam bidangnya masing-masing dan berpengalaman dalam menghadapi anak hiperaktif. Ketiga pembicara tersebut adalah Dr. MG. Adiyanti, MS (dosen Fakultas Psikologi UGM), Elga Adriana, S.Psi., M.Ed (Kepala Sekolah SD Tumbuh), dan dr. Ratih, Sp.A.
Dua minggu terakhir ini tim CPMH diundang untuk memberikan pembekalan pada dokter dan staf puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Jogja dan Kabupaten Sleman. Acara pembekalan pertama dilakukan pada hari Selasa, 12 April 2011, tentang sistem rujukan antar profesi di Puskesmas. Hadir dalam acara ini sebagai pesert adalah para dokter dan perawat dari seluruh puskesmas di Kota Jogja. Kegiatan pembekalan diselenggarakan di ruang pertemuan Puskesmas Jetis. Diana Setiyowati, S.Psi., Psi. dari Puskesmas Mlati 2 Sleman, dan Chefira Lisanias, S.Psi., Psi., Manager Program, bertinda sebagai pembicara mewakili CPMH.